BAGAIMANA SAYA BISA HOBI MEMBACA?

November 25, 2016


Bagaimana Saya Bisa Hobi Membaca? - Saya pribadi sebenarnya baru hobi membaca semenjak tahun 2012. Saat itu saya masih kuliah dan tinggal bersama kawan-kawan sejurusan. Kami ada sembilan orang dari angkatan yang berbeda-beda yang tinggal di rumah itu.

Disana saya menemukan salah seorang kawan yang memiliki begitu banyak buku. Sebagian besar bukunya bertemakan agama islam. Buku tentang shalat, ibadah dan tentang sahabat nabi. Selain itu dia juga memiliki buku-buku yang bertemakan motivasi.

“Waah... Rajin juga nih orang baca buku” begitulah kesan pertama saya melihat seseorang yang memiliki banyak. Sebelumnya saya tidak pernah melihat orang mengoleksi buku.

Ini merupakan awal mula kehidupan saya di kontrakan baru. Jadi saya belum begitu mengenal kawan yang suka mengkoleksi bukku ini.

Saya penasaran... Apakah dia benar-benar hobi membaca atau hanya sebagai pajangan saja supaya dikira orang pintar (pssst... Soalnya banyak yang gitu). Ternyata tidak lho...!!! Begitu saya tanya tentang buku-buku yang ia miliki ternyata seluruh buku itu telah dibacanya sampai tuntas. Bahkan ada buku yang ia baca berulang kali.

Dia juga menjelaskan isi dari tiap-tiap buku dengan sangat detail. Ditambahkan dengan pendapat pribadinya.

“buku ini bagus, tapi bahasanya agak kaku” ungkapnya.

“buku itu memotivasi kita untuk bersedakah” jelasnya tentang buku yang lain.

“Buku ini bagus untuk hadiah... Benar-benar bermanfaat” katanya. Dari situ saya tau kalau dia memang benar-benar membaca semua bukunya.

Namanya adalah Hengki Yondi Saputra, ia adalah salah satu aktifis yang sangat sosialis di kampus. Hobi berbagi dan bertukar fikiran dengan orang lain dimanapun ia berada. Kalau mendengar orang ini bicara, kamu pasti tidak mau meninggalkannya karena begitu banyak ilmu yang ia ceritakan dan terlalu sayang ditinggalkan.

Dia seperti dukun, tau banyak hal tentang apa yang tidak diketahui orang lain. Dari A sampai Z. Mungkin kalau ditanyai “cara menaklukan hati wanita” saya rasa dia rajanya, tapi kalau diminta untuk menolak hujan wah saya kurang yakin juga kalo itu... (soalnya dia bukan dukun paranormal sob, hehehe).

Ia adalah salah satu orang yang menjadi inspirasi saya. Karena setiap kali saya berdiskusi dengan dia selalu saja ada hal-hal inspiratif yang saya dapatkan. Kalau ada orang yang bertanya tentang tentang dia dan harus dijawab dengan satu (1) kata, maka kata yang paling tepat adalah “Knowladge”.

Nah kawan ini lah yang pertamakali menginspirasi saya untuk hobi membaca buku. Ia meminjamkan saya sebuah buku yang sangat menggugah. Buku motivasi karangan Ippho Santosa yang berjudul 7 Keajaiban Rezki.

Saya rasa dia tau kalau saya tidak begitu suka buku-buku bertema agama, makanya dia menyarankan saya untuk mencoba membaca buku motivasi.

Awal mula membaca buku ini perasaan saya sudah tidak enak... tapi mau gimana lagi, karena sudah dipinjamkan, saya juga jadi tidak enak menolaknya.

“Buku ini pasti membosankan” ucap saya dalam hati. Tapi daripada ini kawan kecewa ya lebih baik saya baca saja sedikit.

Saya mulai membaca itu. Awalnya saya hanya membaca referensinya saja. Kemudian karena informasinya yang tidak cukup memuaskan (general) kemudian saya baca bab 1.

Perlahan tapi pasti paragraf demi paragraf saya baca. Tidak terasa ternyata sudah beberapa lembar sudah lewati.

“Eh boleh juga ni buku” kata saya dalam hati.

Bahasanya sangat ringan, ada homurnya dan mengena di hati pembaca. Buku ini menyadarkan saya manfaat bersedakah dan menggerakan saya untuk bersedakah. Tidak salah kalau ini disebut buku motivasi, karena memang memotivasi orang lain. Ini baru bab pertama.

Lalu saya lanjutkan membacanya ke bab 2, kemudian lanjut ke bab 3, dan bab 4. Sampai tidak terasa akhirnya buku itu tamat saya baca.

“Waaah... Luar biasa” Begitu buku itu saya tutup seolah-olah ada cahaya dari langit yang menyinari saya yang sedang duduk. Walaupun sebenarnya tidak ada cahaya matahari, karena saya di dalam rumah tapi suasana dan perasaan sesudah membaca buku itu benar-benar menyejukan.

Bayangkan matahari yang mulai muncul setelah hujan lebat. Sinarnya menembus awan mendung hingga menyentuh bumi (seperti suasana di filem-filem). Begitulah suasa yang terasa. Walaupun agak terdengan berkelebihan (alias lebay) tapi beginilah adanya. Saya juga tidak tau bagaimana cara yang tepat untuk menggambarkan perasaan tersebut.

Nah ini dia bukunya

Sekarang saya mengerti arti peribahasa “Don’t Judge The Book by The Cover” atau bahasa Minangnya “Jaan Patuik Buku Tu Dari Kuliknyo Se”, hehe.

Semenjak itu minat saya membaca buku mulai tumbuh. Rasa penasaran dan ingin tau semakin besar. Saya mulai sering membaca buku-buku karya Ippho Santosa. Karena memang buku inilah yang paling cocok untuk saya yang baru mulai suka membaca. Apalagi teman saya punya banyak buku, jadi saya bisa pinjam secara gratis tis tis (Thank You Pak Hengki).

Setelah terbiasa membaca buku karangan Ippho Santosa lalu saya mulai membaca buku-buku lainnya. Buku yang dikarang oleh penulis lainnya. Mereka memiliki cara penyampaian yang berbeda beda. Jauh berbeda dengan cara menulis Ippho Santosa.

Ada yang cara penyampaiannya kaku tapi ilmunya sangat dalam (ilmiah) dan ada juga yang ringan dibaca tapi ilmunya tidak dalam. Lalu ada lagi buku yang isinya sebagian besar berisi angka-angka dan grafik (Itu namanya buku Matematika, hehehe).

Sekarang saya mengerti mengapa ada sebagian buku itu enak dibaca dan sebahagian yang lain membosankan. Saya juga mulai mengerti dan memahami bagaimana bisa seseorang bisa berubah dari tidak suka/benci membaca buku sampai hobi membaca buku.

Bila ada orang yang mengatakan sebuah buku tidak enak dibaca berarti ada dua kemungkinan. Petama, Ilmu orang yang membacanya masih dangkal sehingga tidak mengerti dengan bahasa dan istilah-istilah yang digunakan penulis dalam buku.

Ilmu penulisnya ketinggian bagi pembacanya. Bayangkan saja anak SD yang membaca skripsi. Pening lah itu pala soob.

Kedua, Pembacanya nggak bisa membaca... Hehehe.

Sampai hari ini saya sangat bersyukur masih hobi membaca buku. Ini menjadi sebuah nikmat yang luar biasa. Kita bisa lihat diluar sana ada banyak orang yang punya uang banyak tapi tidak pernah membeli buku. Ada orang yang sehat tapi tidak pernah melihat atau membaca buku.

Saya selalu berusaha untuk menyempatkan membaca buku paling tidak satu kali sehari.

Apakah saya langsung jadi pintar?

Hahaha... Pertanyaan macam apa itu? Jawabannya jelas sekali “tidak”.

Mana ada orang yang selesai membaca buku langsung pintar. Untuk menjadi pintar itu butuh proses pembalajaran yang konsisten. Tidak bisa dicapai dalam semalam. Lagi pula parameter seseorang pintar itu juga tidak ada.

Akan tetapi dengan terbiasa membaca ini saya menjadi lebih sadar bahwa masih banyak ilmu yang tidak saya ketahui, masih ada orang yang lebih pintar di luar sana yang tidak saya ketahui keberadaannya. Sehingga tidak pantas bagi saya merasa tinggi dari orang lain atau merasa menjadi orang yang paling pintar. Karena itu adalah sifat kesombongan.

Orang pintar sesungguhnya bukanlah orang yang merasa sempurna, tapi orang yang berusaha untuk sempurna.

Saya pernah mendengar seorang teman berpesan :

“Jadilah seperti buah yang masih muda, ia senantiasa berusaha menjadi matang... Tapi jangan menjadi buah yang matang karena ia akan busuk dan jatuh”

Buku seperti apa yang saya baca?

Saya membaca bermacam-macam buku. Baik itu buku biografi, sejarah, motivasi, ekonomi, bisnis hingga buku masak. Semua jenis buku saya suka, tidak ada yang saya benci. Kadang saya membaca buku cetakan dan di lain waktu saya membaca buku digital (atau kita kenal dengan eBook).

Pilih buku digital atau buku cetakan sesuai selera. Masing-masingnya memiliki keunggulan dan kekurangan. Buku cetakan bisa dibaca kapan saja dan tidak butuh daya listrik untuk dibaca. Sedangkan buku digital mudah dibawa dan bisa dibawa dalam jumlah yang sangat banyak.

Saya biasanya membawa keduanya kalau pergi jalan. Saat santai dan tidak terburu-buru saya baca buku cetakan, karena lebih nyaman melihatnya. Kalau buru-buru dan ruang terlalu sempit (seperti di angkot) saya membaca buku digital menggunakan HP.

Demikianlah kisah Bagaimana Saya Bisa Hobi Membaca kali ini. Saya harap kamu bisa mendapatkan hikmahnya dan mulai hobi membaca.

Apa? Kamu sudah hobi membaca?

Hmmm kebetulan sekali... Sebenarnya saya ingin menginspirasi masyarakat Indonesia untuk mulai membiasakan diri membaca. Namun sayangnya saya baru seorang diri dan saya juga bukan artis. Jadi rasanya agak susah mengajak orang (apalagi se-Indonesia) untuk mulai membaca. Saya butuh partner, tim, rekan, orang-orang yang peduli untuk mewujudkan cita-cita ini.

Nah atas nama pribadi saya mengundang kamu untuk bergabung bersama mendukung #AyoMembaca.

Cara gabungnya gampang :
  1. Gabung dengan fanspage “Kis and Friends”
  2. Silahkan kirimkan karya kamu (Bisa tulisan, infografis, poster, meme, fotografi dll)
  3. Share setiap postingan yang ada di group kita kepada teman kamu yang lain.
  4. Ajak juga mereka untuk menggunakan hastag #AyoMembaca

Well... Thank you telah bergabung untuk menginspirasi bangsa Indonesia. Keberadaan kamu akan menentukan perubahan bangsa ini.

Terima Kasih sudah mampir - Semoga Bermanfaat

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images